Selamat siang....
Jadi aku searching searching info tentang ekstensi FEB USU di google, tapi sayangnya gak ada, padahal senin besok udah buka pendaftaran. Siapa tau lulusan dari Diploma III yang dari luar USU tertarik mau ekstensi di USU. Ini aku posting aja surat edaran atau brosurnya,semoga bisa membantu.
Jumat, 24 Juli 2015
Kamis, 23 Juli 2015
Mau senang-senang ke Pulau Berhala, Katanya.
Kemarin kami berangkat jam 4 pagi dari marelan, sekitaran jam 5 singgah untuk shalat subuh di Tanjung morawa, tujuan kita itu ke Kuala Tanjung, tau kan kuala tanjung? Itu loh deket pabrik Inalum. Jadi untuk bisa nyebrang ke pulau berhala itu transportasinya hanya ada Kapal kecil biasanya dibilang Boat. Gak kayak nyebrang ke Sabang kemaren, transportasinya pake kapal peri yang besar itu loh. Disewa lah kapal kecil atau Boat itu seharga 2,6 juta untuk transportasi nyebrang kepulau berhala pulang pergi. Kami naik ke kapal itu dari kuala tanjung sekitaran jam 8 pagi, seberangkatnya kapal itu perasaan aku gak enak, kepala aku langsung pusing, perut aku mual, 5 menit kapal jalan aku langsung muntah-muntah. Dan waktu aku tanya ke pengemudinya kira-kira berapa lama sampe pulau berhala, dia jawab 3 jam. Ya Allah aku pengen nangis sepanjang jalan aku tiduran karena duduk sebentar aja aku langsung mual. Gak ada yang bisa bayangin gimana keadaan saat itu, ombaknya sangat besar sampe-sampe itu kapal hampir kebalik, aku terusan berdoa gak henti-henti aku baca Sholawat aku baca apa aja yang bisa aku baca. Sekitar 2 setengah jam perjalanan aku beraniin untuk duduk sebentar buat ngeliat sekeliling, dan kalian tahu? Gak ada lagi daratan terlihat yang ada cuma kapal kami di lautan yang seluas itu, aku berpikir seandainya ini kapal kebalik gimana? Siapa yang mau nolong? Pasti aku mati membiru, atau di makan ikan hiu, membayangkan itu aja aku udah langsung mual terus aku tiduran lagi sambil gak henti berdoa. Eh iya, seawal naik kapal itu aku kan punya perasaan gak enak jadi aku langsung pake pelampung badan, untungnya Om aku punya usaha arung jeram di Serdang Bedagai namanya Ancol Arung Jeram, jadi dia punya banyak pelampung badan, jadi kami bawa 19 pelampung. Tapi aku berpikir lagi, walaupun kami semua pake pelampung kalau misalnya kapal itu terbalik karna ombak, walaupun kami masih bisa ngapung dan nafas tapi gak ada yang bisa nolong sama aja kami bakal mati karna lemas. Langsung aku berdoa lagi. Gak lama, terlihat dari kapal ada daratan tinggi kayak gunung menjulang, aku sedikit lega. Tapi gak lama ombak semakin besar, sepupu ku yang masih kecil, Diaz namanya dan adek kecilku Fadly, teriak teriak kesenangan karna ombak besar membuat kapal bergoyang ke kanan dan ke kiri mungkin bagi mereka itu hal yang menyenangkan, sementara aku terusan muntah-muntah. Semakin dekat ke dermaga semakin besar ombak menghantam kapal kami, ketika selangkah lagi kapal kami bersandar tiba tiba ombak yang sangat kencang menghempas kapal kami ke tiang pondasi dermaga sehingga kapal kami terhempas dan bagian belakangnya hancur patah. Untuk menghindari kapal terbalik, akhirnya kami menjauhi dermaga dan menunggu ombak sekitaran dermaga menjadi tenang, diturunkanlah jangkar dan kapal kami berhenti jauh dari dermaga walau jauh ombaknya tetap saja besar entah keberapa kalinya aku muntah lagi. Jam menunjukkan pukul 11 lewat, aku baru tersadar sepupuku Dimas gak ada lagi di kapal, ternyata ketika kapal dihempas ke dermaga, untuk menghindari diri dari benturan, Dimas lompat ke laut dan berenang menepi ke pinggiran pulau. Bude ku minta balik ke Kuala Tanjung tapi gak mungkin kami tinggalkan Dimas sendirian. Jadilah kami menunggu 4 jam di lautan sampai ombak tenang, tapi naas setelah 4 jam pun ombak semakin besar. Diaz yang tadinya kesenangan karna ombak besar kini sudah menangis-nangis, Fadly malahan pingsan gemetaran bisa dibayangkan gimana kondisi kami di kapal itu. Jam menunjukkan pukul 3 siang aku memberanikan diri menahan rasa mual untuk shalat zuhur, ombak gak henti menerjang kapal kami, sehingga aku shalat hampir jatuh-jatuh. Usai shalat aku langsung muntah lagi kemudian tiduran lagi. Gak lama Pertolongan Allah datang, Dia menjawab doaku, TNI yang menjaga pulau berhala mendekati kami naik Kano Marinir, mereka memberi bantuan kepada kami, melangsir kami ke tepi. Alhamdulillah aku menangis haru, akhirnya aku gak jadi mati membiru di lautan ini pikirku.
Dan ternyata sesampai di tepi aku diberitahu Dimas ternyata kalau mau ke pulau berhala hanya aman kalau naik kapalnya dari Serdang Bedagai, karna ombaknya gak sebesar lautan lepas seperti yang kami lewati dari Kuala Tanjung. Terus kalau dari Serge atau Serdang Bedagai yang mau datang ke pulau berhala di data nama namanya jadi di perjalanan berangkat dan pulang selalu diawasi dan dilindungi oleh TNI, gak seperti kami datang seenak jidatnya aja hahaha. Aku bangga dengan TNI TNI di pulau berhala, mereka membantu dengan total, mereka baiiiiiiiikkk kali, gak seperti kabar kabar angin kalau TNI TNI itu serem awas deh diapa apain. Ternyata enggak sama sekali, malah aku kasihan liat mereka, gak bisa pulang ke rumah kumpul bareng keluarga di hari lebaran, hanya demi abdi mereka untuk negara.Eh iya, karna kami gak izin untuk ke datang ke pulau berhala, jadi kami termasuk pendatang ilegal hahaha, untungnya TNI disana baik akhirnya kami diizinkan untuk menginap sehari disana sampai ombak yang ternyata baru hari itu menjadi sangat besar karna ada angin utara menjadi tenang, sehingga kami bisa pulang. Kami pun diberi 1 kamar mess. Alhamdulillah TNI disana luar biasa baiknya.
Usai shalat Asar kami main ombak, karena udah di tepi dan pake pelampung kita bisa puas main ombak, kan ombaknya besar, jadi udah berenang jauh dari tepi, kami dihempas ke tepi dengan ombak besar itu, seruu deh. Kami main ombak bareng TNI TNI. Oiya pengunjung pulau itu hanya keluarga kami saja hahahaha, karna pengunjung lain gak diizinkan nyebrang oleh TNI yang ada di pos Serdang Bedagai karna ombaknya lagi besar-besarnya, lah kami mana tau kalo ada ombak besar yang bisa membahayakan nyawa kami. Jadi gitu, pengunjung harus berangkat dari Serge setelah nama di data TNI disana ngabari TNI di pulau berhala bahwasanya ada yang mau berkunjung, jadi bisa langsung disambut sama mereka, lah kami apa? Disambut sama ombak angin utara iya hahahaha.
Usai maghrib Om dan Sepupu cowok ku pada masang tenda di bibir pantai, terus buat api unggun, kebayangkan gimana itu serunya, kami main main di pinggir pantai lari sana lari sini ngejari kepiting kepiting kecil yang baru keluar dari rumahnya, terus pas enak enaknya main kartu dam, tiba tiba petir nyambar nyambar, kami pun disuruh masuk ke Mess sama TNI disana, karna katanya bahaya kalau petir bisa numbangkan pohon. Pokoknya keselamatan kita bener bener dijaga lah sama TNI disini.
Dan akhirnya kami pun tertidur umpel umpelan di kamar hahaha. Jam 4 pagi kami dibanguni sama Om, katanya ombak udah tenang jadi kami bisa pulang. Mata yang tadinya masih ngantuk, setelah dengar kata pulang langsung deh membelalak, kami langsung tanpa mandi atau cuci muka membawa tas tas kami ke dermaga dan menunggu kapal menjemput kami, kapalnya dipanggil sama anggota TNI mereka rela pagi pagi buta menjemput kapal kami yang masih terombang ambing menunggu kami di tengah laut karnakan gak mungkin mereka balik ke Kuala Tanjung sayang solarnya mahal. Luar biasakan baiknya TNI disana salut deh.
Tapi gak semudah itu untuk pulang, cobaan datang lagi, selagi kami menunggu kapal datang, tiba tiba hujan turun lumayan deras petir nyambar nyambar dan kami belum dizinkan pulang sama TNI disana sebelum hujan berhenti, takutnya ada badai kata mereka.Kami pun balik masuk ke dalam. Jam 5, kami sholat di mushalla usai shalat kami tiduran di mushalla, aku cas lah HP aku disitu, aku pegang di tangan kanan sambil tidur, dan tiba tiba petir menyambar ke colokan listrik tersambar lah HP aku, tangan aku juga ikutan kesambar, sepupuku Dea, karna kakinya nyentuh kaki ku ikut juga kesambar petir, dan smua orang di mushalla kecil itu jadi ikutan kesambar. Astaghfirullah aku gak tau knapa begitu banyak musibah yang kami dapati disini. Tapi syukurnya HP aku gak rusak cuma chargernya aja yang rusak.
Jam 6, hujan berhenti, kami baru diizinkan pulang, TNI TNI itu membantu kami menaruh barang kami di kapal, dan akhirnya kami pun pulang dengan selamat. ALHAMDULILLAH.
Terimakasih sekali buat Abdi Negara disana yang luar biasa bantuannya terhadap kami.
Jadi buat yang mau kesana, kalau gak ingin nasibnya seperti kami terkatung katung 7 jam dilautan, berangkatnya dari Serdang Bedagai ya karena kalo dari sana gak lautan lepas langsung samudera hindia jadi ombaknya gak terlalu besar jadi gak perlu over mual kayak aku,dan jangan lupa bawa pelampung kalo bisa buat safety aja. Eh iya, kalo gak mau ikutan travel karna mahal, sesampe di Serge, jumpai aja anggota TNI yang ada di pos sana, mereka akan ngedata dan menjamin keselamatan kalian. Semoga gak ada orang yang ngalami kejadian kayak yang kami alami ya serem kali sumpah hiikksss.
Ini ada beberapa dokumentasi sewaktu disana
![]() |
Ini muka bahagia pas sampe di Kuala Tanjung mau naik kapal |
![]() |
Ini awal naik kapal muka masih bisa senyum gak tau beberapa jam lagi bakal berubah jadi tegang dan takut |
![]() |
Ini setelah 4 jam nunggu ombak tenang. Bude ku baca yasin terus dari hp sambil doa. |
![]() |
Ini sesampeknya di tepi dan langsung terjatuh lemas |
![]() |
Ini pas main ombak |
Ini pas ditarik Ryan ke tengah tengah. Seruuu yaaay^^ |
Langganan:
Postingan (Atom)