Jumat, 13 Maret 2015

Bersyukurlah atas segala yang diberikan untukmu

Aku menulis ini sambil mengunyah bakpao ayam yang ku beli pagi tadi di pintu satu kampus. Aku sedang di berada di sebuah masjid besar yang sering ku kunjungi, bukan hanya untuk menunaikan ibadah, tapi juga untuk melepas letih yang ku rasakan sepanjang perjalanan pulang yang membuat pegal otot-otot pinggangku karena harus mengendarai motor dalam waktu yang lumayan lama. Ya gimana mau sebentar, rumah ku itu letaknya jauh dari kampus, naik motor aja paling cepat 45 menit, naik angkot sih bisa-bisa 1 setengah jam. Ini pukul 16.38 seorang ibu baru saja selesai sholat asar, anak perempuan nya baru saja mengintip ke arah handphone ku, dia berdiri tepat di sampingku. Anak kecil ini berlarian kesana kemari sambil tertawa, sepertinya dia kagum melihat masjid yang indah ini. Dia tidak tahu, ketika dia sibuk berlari dan tertawa di tempat lainnya mungkin anak lelaki itu masih menangis, menangisi ibunya yang sedang berkelahi dengan ayahnya. Tadi, di persimpangan lampu merah aku hampir menabrak seorang ibu yang tiba-tiba keluar dari mobilnya yang tepat berada di samping kananku. Dari dalam mobil itu terlihat seorang bapak di kursi supir yang sedang marah-marah dan terdengar juga suara anak lelaki menangis dengan kencang sambil berteriak "mama jangan pergi", tapi ibunya sudah pergi entah kemana, sebelumnya ia memaki suaminya. Dia tak terlihat lagi dijalanan, mungkin dia menyebrang atau barang kali sudah naik angkutan umum. Kasihan anaknya, aku bisa merasakan kesedihannya. Dan kembali ke anak perempuan yang sekarang sedang bermain bersama ibu dan ayahnya. Hei, sekarang dia sedang memerhatikanku dari balik tembok pembatas, aku pura-pura tidak tahu, padahal sedari tadi aku sudah memerhatikannya duluan. Beruntungnya dia, di saat orang lain sedang menangis ditinggal pergi ibunya dia masih bisa tertawa bahagia bersama ayah dan ibunya, ingin sekali ku panggil ia dan ku suruh mengucapkan Alhamdulillah hahahaha.

Kini aku sedang berpikir, ketika aku tak perlu lelah berjalan untuk pergi kemana-mana, disana tadi, ada seorang nenek tua yang mungkin bila ia berjalan sendiri saja sudah sangat susah, ini malah menggendong (mungkin) anaknya yang (mungkin) berumur 25-an sambil terus berjalan dengan kaki kecilnya, aku tak tahu kemana. Seorang anak perempuan yang sebaya kakak perempuanku yang saat ini mungkin dia sedang di jalan pulang dari sekolah tempat mengajar anak-anak muridnya yang selalu dia ceritakan kepadaku setiap malam. Tapi, perempuan yang ini tidak bisa berjalan, (mungkin) memiliki cacat fisik atau juga mentalnya, ia memeluk leher ibunya dengan lemasnya, badannya ditopang sepenuhnya oleh seorang nenek tua yang berjalan bungkuk itu. Aku mulai menangis mengingatnya. Hei mbak lihat nenek tua itu, seharusnya kita gak perlu mengeluh tentang apa yang harus kita jalani tentang apa yang harus kita lewati sepanjang perjalanan yang membuat pinggang kita pegal-pegal ternyata belum sebanding dengan letihnya nenek itu saat harus berjalan sambil menggendong anak seberat itu.

Berulang kali ku katakan, di dunia ini sangat banyak hal yang patut disyukuri dari pada hal yang harus disesali, tapi berulang-ulang juga aku lupa bahwa begitu banyak rahmat-Nya yang diberikan kepadaku. Semoga hari ini bisa menjadi pelajaran kedepannya. Amin^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar